Jumat, 02 September 2011

Menyakitkan

post by hI StoRieS of mE at 2:18 PM 0 komentar
menangis lagi,, entah berapa kali aku menangis beberapa hari ini... aku baru sadar,, kalau ternyata sangat menyakitkan ketika kita tidak didengarkan,, apalagi oleh orang yang kita sayangii.. Kita hanya berusahaa,, melakukan yang terbaik yang kita tahu,, melayani,, melakukan semuanya,, tapi ternyata didengar bahkan dipandangpun tidak... Mungkin aku terlalu berlebihan, mungkin aku yang terlalu sensitif,, tapi entah kenapa terasa begitu menyakitkan.. mas hari, sudah beberapa hari ini sakit,, belum juga sembuh,, pertama ia pergi ke betesdha, padahal aku sudah bilang ke dokter Andu saja, tapi akhirnya ke betesdha, hanya dikasi parasetamol,, dan kemarin hari kamis akhirnya ke dokter Andu, tapi tidak menjelaskan keluhannya secara utuh,, berhubung aku di luar, aku tidak tahu obat apa yang diberikan.. Tadi malam katanya tidak bisa tidur setelah minum obat,, dan muntah berak terus2an... Aku tidak tahu,, aku sama sekali tak mendapat kabar,, semalam aku tanya :"Besok mau makan apa?" dia bilang telur dengan kecap,, pagi2 aku datang, setelah aku memasakkan semuanya untuknya telur dan tahu kecap dengan sedikit bumbu (bawangputih, merah, dan 1 buah cabai hijau),, tapi ternyata dia sedang makan nasi gudeg,, disampingnya ada 2 jenis obat lagi.. Entah kenapa aku tidak diberitahu,, bahkan di sms pun tidak,, rasanya sakit hati saja,, sakit sekali seolah tidak dianggap.. Dan sejak tadi suara handphone tanda sms terus2an berbunyi,, ternyata bisa ia sms dengan orang lain, tapi memberi kabar padaku barang 1 pun tidak.. Sama seperti kemarin,, aku berusaha untuk memasak 'sayur sop kembang telur',, karena aku ingin dia makan banyak sayur agar cepat sembuh,, selesai memasak aku mampir sebentar ke rumahnya,, seperti biasa aku bertanya "Nanti mau makan apa? mau aku bawakan?" "Makanannya apa? Seperti kemarin? Aku bosan dik, makan sama seperti kemarin", Sejujurnya sakit sekali saat itu,, aku sudah berusaha memasak,, tapi apa tanggapannya? Dengan berusaha bersabar aku menjawab "Ya nggak, masak masakan yang kemarin, tadi masak baru lagi, isinya juga beda, rasanya juga pasti beda... Ya udah mas mw makan apa?" "Mau makan telur direbut dengan kecap" Sebenarnya aku cukup sakit hati saat itu, beberapa saat kami diam.. Tanpa suara,, dia diam, akupun diam.. Akhirnya aku berkata, "Y udah, tak pulang dulu, tak rebusin telur, pakai kecap tho?" Dia menambahkan sedikit kata, "Pakai sayur gpp, sedikit aja" Dirumah, setelah merebus telur, aku agak berlama2, sebenarnya aku cukup jemu,, dan kecewa, dan akhirnya setelah ibuku sampai rumah, aku kembali ke rumahnya.. Dia sempat sms minta teh nasgitel tempat pak Min (angkringan kesukaannya),, aku tidak membalas smsnya karena posisi akan berangkat, dan aku masih agak kesal juga.. Dan ternyata angkringan pak Min tidak buka,, aku langsung ke rumahnya.. Di sana aku diberitahu kalau sudah titip teh sama Nidha (saudaranya).. Diapun berkata "Di sms berkali-kali g dibalas".. (Padahal cuma sekali) Karena setengah lupa aku menanggapi "G ada sms kokk.. ",, tapi kemudian aku ingat mungkin maksudnya yang tadi, tapi aku membiarkannya.. Tambah kesal saja rasanya.. sepertinya tak ada rasa percaya padaku,, tak percaya bahwa aku akan mengusahakannya sekalipun aku tak membalas smsnya.. Diapun memakan makanan yang kubawa, menghabiskan telur, menyisakan sedikit nasi, tapi menyisakan cukup banyak sayur.. Sediihh sekali rasanyaa saat itu.. Aku hanya duduk terdiam,, sesekali meneteskan air mata.. Sambil mendengarkannya sesekali memanggilku "Dik..Dik.." Sepulangnya walau sesakit hati apapun aku mencoba mengsmsnya, menanyakan besok akan makan apa.. Dan terjadilah apa yang aku ceritakan sebelumnya.. Dan selanjutnya,, mengetahui ia muntaber aku menanyakan padanya apa ia mau dibuatkan bubur? Dia mengiyakan,, Walau rasanya masih sakit, tapi aku tetap peduli padanya,, karena apapun yang kulakukan aku mengingatnya.. Aku peduli padanya,, aku menyayanginya... Dibantu ibukku aku membuatkan bubur untuknya.. Ibu berkata bahwa bawang adalah obat yang baik untuk pencernakan.. Dan akupun tahu,, kalau bawang memang baik untuk menghilangkan racun2.. Atas saran ibukku aku menambahkan bawang mentah yang telah dicincang ke dalam bubur yang dibuat.. Setelah ibukku membuatkan teh.. Akupun berangkat ke sana, membawakan makan siang,, sesampainya di sana,, hem.. ia sudah makan makanan yang kubawakan tadi pagi,, dan berkata, "Kok pedes tho dik? Pedes banget".. "Ya udah makan ini aja, bubur, tapi aku tambahkan sedikit bawang, karena bawang baik untuk pencernaan" kataku.. "Pedes dik, pedes sekali, aku g kuat makan pedas, g boleh makan pedas, kenapa juga tadi ditambah bwang segala, itu pedass" Entah kenapa rasanya sakit sekali,, pergi aku dari sana.. Menangis dan menangis.. Sesampai di warnet.. Dan aku mencoba browsing khasiat bawang putih,, dan aku tau memang khasiatnya baik, seperti yang dilakukan dayang Jang Geum, aku masih ingat benar, bahwa bawang putih baik untuk pencernaan.. Kecuali bagi penderita Hepatitis,, Tapi ini muntaber,, Aku mencoba sms, dan minta maaf,, tapi yang terjadi justru apa yang kumaksudkan dan apa yang dia maksudkan sama sekali tak terhubung.. Tidak nyambungg.. Mungkin aku memang perlu memikirkan betul2 ketika aku akan memutuskan untuk menikah nantii... Kalau dia, orang yang kusayangi saja tidak mendengarkan aku saat ini,, lalu siapa yang akan mendengarkan aku? Apakah suaraku tidak berarti,, karena aku memang tak mengerti apa2,, dan suara orang yang lebih mengertii baru bisa dianggap? Dan suaraku tak penting, sekalipun aku calon istrinya?? Aku semakin yakin untuk memikirkannya kembali... Padahal semua yang kulakukan hanya agar ia cepat sehat.. Cepat sembuh.. Semua aku lakukan dengan tulus,, bahkan sampai aku melupakan semua yang ada padaku,, aku sakit,, aku belum makan.. Aku tak pedulii.. Hanya saja.. terkadang itu menyakitkannn... Tapi aku masih berharap ia sembuh,, cepat sembuh,, dengan atau tanpa aku... Tuhan sembuhkanlah mas hari,, dan ajarkanlah aku untuk lebih sabarr.. Aminnn...
 

hI StoRies of mE Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez